BAB
I
PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang
Motivasi adalah suatu dorongan terhadap diri kita agar kita melakukan
sesuatu hal. Dorongan yang kita dapat itu bisa bersumber dari mana saja, entah
itu dari diri kita sendiri atu pun dari hal atau orang lain. Dorongan yang kita
sebut motivasi itu juga yang menjadi suatu sumber tenaga dalam kita mengerjakan
suatu hal agar kita mencapai suatu tujuan yang kita inginkan. Dalam hal ini
kegiatan yang kita lakukan dapat berbentuk negatif ataupun positif meskipun
motivasi kita semua awalnya “baik”.
Motivasi ada banyak jenisnya antara lain motivasi belajar, motivasi
berprestasi, motivasi agresi, motivasi berafiliasi, dll. Dalam hal ini motivasi
berprestasi yang akan menjadi topik utamanya. Hal itu dikarenakan motivasi
inilah yang sangat umum di masyarakat.
2. Rumusan
Masalah
a. Apa
yang dimaksud motivasi....?
b. Bagaimana
contoh macam-macam motivasi.....?
c. Bagaimana
indikator motivasi......?
d. Bagaimana
pengukuran motivasi......?
3. Tujuan
Penulisan
a.
Untuk mengetahui pengertian motivasi
b.
Untuk mengetahui macam-macam motivasi
dan dapat membedakan motivasi
BAB
II
PEMBAHASAN
1.
Konsep Motivasi
a. Pengertian
Motivasi
Motivasi
berasal dari bahasa Latin, movere yang berarti bergerak atau bahasa Inggrisnya
to move. Motif diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri organisme
yang mendorong untuk berbuat (driving force). Motif tidak berdiri sendiri,
tetapi saling berkaitan dengan faktor lain, baik faktor eksternal, maupun
faktor internal. Hal-hal yang mempengaruhi motif disebut motivasi.
Jadi
motivasi adalah keadaan dalam diri individu atau organisme yang mendorong
perilaku kearah tujuan. Sedang menurut Plotnik, motivasi mengacu pada berbagai
faktor fisiologi dan psikologi yang menyebabkan seseorang melakukan aktivitas
dengan cara yang spesifik pada waktu tertentu.
Motivasi
adalah suatu kondisi yang menyebabkan atau menimbulkan perilaku tertentu, dan
memberi arah dan ketahanan (persistence) pada tingkah laku tersebut.
Motivasi
adalah suatu proses yang menghasilkan intensitas, arah dan ketentuan individual
dalam usaha untuk mencapai suatu tujuan. Dimana intensitas adalah seberapa
kerasnya seseoang berusaha, sedangkan ketentuan adalahukuran seseorang senerapa
lama seseorang dapat mempertahankan usahanya.
Motivasi
dapat diartikan sebagai kekuatan (energi) penggerak seseorang yang dapat
menimbulkan tingkat persistensi dan entusiasmenya dalam melaksanakan suatu
kegiatan, baik yang bersumber dari dalam diri individu itu sendiri (motivasi
intrinsik) maupun dari luar individu (motivasi ekstrinsik).
b. Macam-macam
Motivasi
Dalam
membahas macam-macam motivasi belajar, ada dua macam sudut pandang, yakni
motivasi yang berasal dari dalam pribadi seseorang yang biasa disebut ”motivasi
intrinsik” dan motivasi yang berasal dari luar diri seseorang yang biasa disebut
”motivasi ekstrinsik”.
i)
Motivasi Intrinsik
Motivasi
yang berasal dari dalam diri yaitu yang didorong oleh faktor kepuasan dan ingin
tahu .Jenis motivasi ini timbul dari dalam diri individu sendiri tanpa ada
paksaan dorongan orang lain, tetapi atas dasar kemauan sendiri.yang kemudian
disebut juga dengan motivasi intrinsik.
Menurut Syaiful Bahri (2002:115) motivasi intrinsik yaitu motif-motif yang
menjadi aktif atau berfungsinya tidak memerlukan rangsangan dari luar, karena
dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Sejalan
dengan pendapat diatas, dalam artikelnya Siti Sumarni (2005) menyebutkan bahwa
motivasi intrinsik adalah motivasi yang muncul dari dalam diri seseorang.
Sedangkan Sobry Sutikno (2007) mengartikan motivasi intrinsik sebagai motivasi
yang timbul dari dalam diri individu sendiri tanpa ada paksaan dorongan orang
lain, tetapi atas dasar kemauan sendiri. Dari beberapa pendapat tersebut, dapat
disimpulkan, motivasi intrinsik adalah motivasi yang muncul dari dalam diri
seseorang tanpa memerlukan rangsangan dari luar.
Motivasi
intrinsik merupakan motivasi yang berasal dari rangsangan di dalam diri setiap
individu. Ia terdiri daripada dorongan dan minat individu untuk me-lakukan
suatu aktivitas tanpa mengharap ataupun meminta ganjaran. Sebagaimana yang
sudah dibicarakan, Bruner (1966) mengaitkan motivasi intrinsik ini dengan
naluri ingin tahu dan dorongan mencapai kemudahan belajar bagi murid yang baru
masuk sekolah. Bagaimanapun, bukan semua motivasi intrinsik diwujudkan secara
nyata, akan tetapi ada juga motivasi intrinsik yang dibentuk melalui
pembelajaran dan pengalaman yang membawa kepuasan. Contohnya, kebisaaan membaca
buku cerita dan bermain alat musik merupakan gerakan motivasi intrinsik yang
dibentuk berdasarkan pembelajaran dan pengalamannya.
Harter
(1981) mengenal pasti lima dimensi kecenderungan motivasi intrinsik dalam
bidang pembelajaran. Dimensi-dimensi ini adalah insentif bekerja untuk
memuaskan minat dan sifat ingin tahu, percobaan untuk mencapai penguasaan yang
bebas, penilaian yang bebas berkenaan dengan apa yang hendak dilakukan di dalam
kelas dan semangat untuk dapat meraih keberhasilan.
Pelajar yang
lebih cenderung ke arah motivasi intrinsik menyukai pekerjaan yang menantang.
Mereka mempunyai insentif yang lebih untuk belajar memanfaatkan kepuasan diri
sendiri daripada mengambil hati guru untuk mendapatkan nilai yang baik. Mereka
lebih suka mencoba mengatasi masalah dengan sendirinya daripada bergantung pada
bantuan ataupun bimbingan guru. Mereka juga menerapkan suatu sistem penguasaan
target dan taraf pencapaian yang memperbolehkan mereka membuat penilaian yang
bebas berkenaan dengan keberhasilan ataupun kegagalan mereka di dalam kelas
tanpa bergantung pada guru untuk mendapatkan hasil ataupun penilaian.
ii)
Motivasi Ekstrinsik
motivasi
yang berasal dari luar yaitu perangsang ataupun stimulus dari luar (sebagai
contohnya ialah nilai, hadiah serta bentuk-bentuk penghargaan lainnya) adalah
‘motivasi ekstrinsik’. Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat pengaruh dari
luar individu, apakah karena adanya ajakan, suruhan, atau paksaan dari orang
lain sehingga dengan keadaan demikian siswa mau melakukan sesuatu atau belajar.
Menurut A.M. Sardiman (2005:90) motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang
aktif dan berfungsinya karena adanya perangsang dari luar. Sedangkan Rosjidan,
et al (2001:51) menganggap motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang
tujuan-tujuannya terletak diluar pengetahuan, yakni tidak terkandung didalam
perbuatan itu sendiri. Sobry Sutikno berpendapat bahwa motivasi ekstrinsik
adalah motivasi yang timbul akibat pengaruh dari luar individu, apakah karena
ajakan, suruhan atau paksaan dari orang lain sehingga dengan keadaan demikian
seseorang mau melakukan sesuatu. Dari beberapa pendapat di atas, dapat
disimpulkan, motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang timbul dan berfungsi
karena adanya pengaruh dari luar.
Motivasi
ekstrinsik diwujudkan dalam bentuk rangsangan dari luar yang bertujuan
menggerakkan individu untuk melakukan suatu aktivitas.
c.
Aspek motivasi
Tiga aspek motivasi menurut Walgito, yaitu:
1.
Keadaan yang mendorong dan kesiapan bergerak dalam
diri organisme
yang timbul
karena kebutuhan jasmani, keadaan lingkungan, keadaan mental (berpikiri dan
ingatan).
2.
Perilaku yang timbul dan terarah karena keadaan
tersebut.
3.
Sasaran atau tujuan yang dikejar oleh perilaku
tersebut.
d.
Ciri-ciri motivasi
menurut Plotnikciri-ciri motivsi, yaitu sebagai
berikut:
1.
Anda terdorong berbuat atau melaksanakan suatu
kegiatan.
2.
Anda langsung mengarahkan energi anda, untuk mencapai
suatu tujuan tertentu.
3.
Anda mempunyai intensitas perasaan-perasaan yang
berbeda tentang pencapaian tujuan itu.
e.
Fungsi Motivsi
Dalam
kegiatan belajar sangat diperlukan adanya motivasi. Belajar akan menjadi
optimal kalau ada motivasi. Makin tepat motivasi yang diberikan akan makin
berhasil pula pelajaran itu. Jadi motivasi akan senantiasa menentukan
intensitas usaha bagi para siswa.
Sehubungan dengan hal tersebut,
Sardiman A.M. mengemukakan tiga fungsi motivasi sebagai berikut :
1) Mendorong manusia untuk berbuat
2) Menentukan arah perbuatan, yakni kearah tujuan yang hendak dicapai.
3) Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbutan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan.
1) Mendorong manusia untuk berbuat
2) Menentukan arah perbuatan, yakni kearah tujuan yang hendak dicapai.
3) Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbutan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan.
Disampingitu, ada juga
fungsi-fungsi lain seperti mendorong usaha dan pencapaian prestasi. Intensitas
motivasi seseorang siswa akan sangat menentukan tingkat pencapaian prestasi
belajar.
f.
Bentuk-bentuk
Motivasi
Penerapan
tugas sebagai salah satu bentuk/cara untuk membangkitkan motivasi belajar siswa
tentu dibutuhkan kehandalan guru sebagai penggerak untuk bagaimana siswa itu
termotivasi dan maju untuk melakukan tugas-tugas yang diberikan yaitu :
1. Memberi
angka.
Angka dalam hal
ini sebagai simbol dari nilai kegatan belajarnya. Banyak siswa belajar, yang
utama justru untuk mencapai angka/nilai yang baik. Angka-angka yang baik itu
bagi para siswa merupakan motivasi yang sangat kuat.
2. Hadiah
Hadiah juga dapat dikatakan sebagai motivasi.
Hadiah juga dapat dikatakan sebagai motivasi.
3. Saingan/Kompensis.
Saingan atau kompensis dapat juga dikatakan sebagai alat motivasi untuk mendorong belajar siswa. Persaingan, baik persaingan individual maupun kelompok dapat meningkatkan motivasi belajar sisiwa.
Saingan atau kompensis dapat juga dikatakan sebagai alat motivasi untuk mendorong belajar siswa. Persaingan, baik persaingan individual maupun kelompok dapat meningkatkan motivasi belajar sisiwa.
4. Ego-Involment.
Menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar merasakan pentingnya tugas dan menerimanya sebagai tantangan sehingga bekerja keras mempertaruhkan harga diri, adalah salah satu bentuk motivasi yang cukup penting.
Menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar merasakan pentingnya tugas dan menerimanya sebagai tantangan sehingga bekerja keras mempertaruhkan harga diri, adalah salah satu bentuk motivasi yang cukup penting.
5. Pujian
Apabila ada siswa yang sukses yang berhasil menyelesaikan tugas dengan baikperlu dierikan pujian. Pujian ini adalah bentuk Reinforcement yang positif dan sekaligus merupakan motivasi yang baik.
Apabila ada siswa yang sukses yang berhasil menyelesaikan tugas dengan baikperlu dierikan pujian. Pujian ini adalah bentuk Reinforcement yang positif dan sekaligus merupakan motivasi yang baik.
6. Hukuman
Hukuman sebagai reinforment yang negatif tetapi kalau diberikan secara tepat dan bijak bisa jadi alat motivasi.
Hukuman sebagai reinforment yang negatif tetapi kalau diberikan secara tepat dan bijak bisa jadi alat motivasi.
g.
Teori-teori Motivasi
1.
Teori Insentif
Yaitu teori yang mengatakan bahwa seseorang akan bergerak atau mengambil
tindakan karena ada insentif yang akan dia dapatkan. Misalnya, Anda mau bekerja
dari pada sampai sore karena Anda tahu bahwa Anda akan mendapatkan intensif
berupa gaji. Jika Anda tahu akan mendapatkan penghargaan, maka Anda pun akan
bekerja lebih giat lagi. Yang dimaksud insentif bisa tangible atau intangible.
Seringkali sebuah pengakuan dan penghargaan, menjadi sebuah motivasi yang
besar.
1. Dorongan Bilogis
Dalam hal
ini yang dimaksud bukan hanya masalah seksual saja. Termasuk di dalamnya
dorongan makan dan minum. Saat ada sebuah pemicu atau rangsangan, tubuh kita
akan bereaksi. Sebagai contoh, saat kita sedang haus, kita akan lebih haus lagi
saat melihat segelas sirup dingin kesukaan Anda. Perut kita akan menjadi lapar saat
mencipum bau masakan favorit Anda. Bisa dikatakan ini adalah dorongan fitrah
atau bawaan kita sejak lahir untuk mempertahankan hidup dan keberlangsungan
hidup.
2. Teori Hirarki Kebutuhan
Teori ini
dikenalkan oleh Maslow sehingga kita mengenal hirarki kebutuhan Maslow. Teori
ini menyajikan alasan lebih lengkap dan bertingkat. Mulai dari kebutuhan
fisiologis, kebutuhan akan kemanan, kebutuhan akan pengakuan sosial, kebutuhan
penghargaan, sampai kebutuhan akan aktualisasi diri.
3. Takut Kehilangan vs Kepuasan
Teori ini
mengatakan bahwa apda dasarnya ada dua faktor yang memotivasi manusia, yaitu
takut kehilangan dan demi kempuasan (terpenuhinya kebutuhan). Takut kehilangan
adalah adalah ketakutan akan kehilangan yang sudah dimiliki. Misalnya seseorang
yang termotivasi berangkat kerja karena takut kehilangan gaji. Ada
juga orang yang giat bekerja demi menjawab sebuah tantangan, dan ini
termasuk faktor kepuasan. Konon, faktor takut kehilangan lebih kuat dibanding
meraih kepuasan, meskipun pada sebagian orang terjadi sebaliknya.
4. Kejelasan Tujuan
Teori ini
mengatakan bahwa kita akan bergerak jika kita memiliki tujuan yang jelas dan
pasti. Dari teori ini muncul bahwa seseorang akan memiliki motivasi yang tinggi
jika dia memiliki tujuan yang jelas. Sehingga muncullah apa yang disebut dengan
Goal Setting (penetapan tujuan)
2. Indikator
Motivasi
Dalam menilai motivasi pada siswa diperlukan aspek-aspek yang terukur.
Menurut Keke T. Aritonang (2008: 14), motivasi belajar siswa meliputi beberapa
dimensi yang dapat dijadikan indikator.
Ketekunan dalam belajar (subvariabel)
1) Kehadiran di sekolah (indikator)
2) Mengikuti PBM di kelas (indikator)
3) Belajar di rumah (indikator)
1) Kehadiran di sekolah (indikator)
2) Mengikuti PBM di kelas (indikator)
3) Belajar di rumah (indikator)
Ulet dalam menghadapi
kesulitan (subvariabel)
1) Sikap terhadap kesulitan (indikator)
2) Usaha mengatasi kesulitan (indikator)
1) Sikap terhadap kesulitan (indikator)
2) Usaha mengatasi kesulitan (indikator)
Minat dan ketajaman
perhatian dalam belajar (subvariabel)
1) Kebiasaan dalam mengikuti pelajaran (indikator)
2) Semangat dalam mengikuti PBM (indikator)
1) Kebiasaan dalam mengikuti pelajaran (indikator)
2) Semangat dalam mengikuti PBM (indikator)
Berprestasi dalam belajar (sub variabel)
1) Keinginan untuk berprestasi (indikator)
2) Kualifikasi hasil (indikator)
1) Keinginan untuk berprestasi (indikator)
2) Kualifikasi hasil (indikator)
Mandiri dalam belajar (sub variabel)
1) Penyelesaian tugas/PR (indikator)
2) Menggunakan kesempatan di luar jam pelajaran (indikator)
1) Penyelesaian tugas/PR (indikator)
2) Menggunakan kesempatan di luar jam pelajaran (indikator)
Abin
Syamsuddin Makmun ( 2003: 40)
mengemukakan bahwa untuk memahami
motivasi dapat dilihat dari beberapa indikator, diantaranya:
1)
Durasi kegiatan.
2)
Frekuensi kegiatan.
3)
Presistensi pada kegiatan.
4) Ketabahan, keuletan,
dan kemampuan dalam menghadapi rintangan dan kesulitan.
5)
Devonasi dan pengorbanan untuk mencapai tujuan.
6)
Tingkat aspirasi yang hendak dicapai dengan kegiatan yang dilakukan.
7) Tingkat kualifikasi
prestasi/produk (output) yang dicapai dari kegiatan yang dilakukan.
8)
Arah sikap terhadap sasaran kegiatan.
Menurut
Martin Handoko (1992: 59) untuk
mengetahui kekuatan motivasi belajar siswa dapat dilihat dari beberapa
indikator sebagai berikut:
1) Kuatnya kemauan untuk
berbuat.
2) Jumlah waktu yang
disediakan untuk belajar.
3) Kerelaan meninggalkan
kewajiban/tugas yang lain.
4) Ketekunan dalam
mengerjakan tugas.
Sejalan dengan pendapat diatas, menurut Sardiman (2009: 81)
indikator motivasi belajar sebagai berikut:
1) Tekun menghadapi
tugas.
2) Ulet menghadapi kesulitan
(tidak lekas putus asa).
3) Menunjukkan minat
terhadap bermacam-macam masalah orang dewasa.
4) Lebih senang bekerja
mandiri.
5) Dapat mempertahankan
pendapatnya.
Berdasarkan
indikator-indikator di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar yang akan
diungkap yaitu:
1) Kuatnya kemauan untuk
berbuat.
2) Jumlah waktu yang
disediakan untuk belajar.
3) Kerelaan meninggalkan
kewajiban/tugas yang lain.
4) Ketekunan dalam
mengerjakan tugas.
5) Dapat mempertahankan
pendapatnya.
6) Ulet menghadapi
kesulitan (tidak lekas putus asa).
7) Lebih senang bekerja
mandiri.
8) Menunjukkan minat
terhadap bermacam-macam masalah orang dewasa.
3.
Pengukuran Motivasi
a.
Pengukuran Motivasi Kerja
Pengukuran motivasi belajar, dapat
dilakukan dengan membuat sebuah instrumen pengukur yang memiliki rentangan.
Rentangan tersebut kemudian diberi nilai secara kontinum dari yang tertinggi
sampai yang terendah, berbentuk kode yaitu secara berturut-turut kode,
misalnya:
1) SS (Sangat Setuju) dengan nilai 5,
2) kode S (Setuju) dengan nilai 4,
3) kode R (Ragu-ragu) dengan nilai 3,
4) Kode TS (Tidak Setuju) dengan nilai 2,
5) Kode STS (Sangat Tidak Setuju) dengan nilai 1.
Model-model
pengukuran motivasi kerja telah banyak dikembangkan, diantaranya oleh
McClelland (Mangkunegara, 2005:68) mengemukakan 6 (enam) karakteristik orang
yang mempunyai motivasi berprestasi tinggi, yaitu :
1.
Memiliki tingkat
tanggung jawab pribadi yang tinggi,
2.
Berani mengambil
dan memikul resiko,
3.
Memiliki tujuan
realistik,
4.
Memiliki rencana
kerja yang menyeluruh dan berjuang untuk merealisasikan tujuan,
5.
Memanfaatkan
umpan balik yang konkrit dalam semua kegiatan yang dilakukan, dan
6.
Mencari
kesempatan untuk merealisasikan rencana yang telah diprogramkan.
Edward Murray (Mangkunegara, 2005:68-67) berpendapat bahwa karakteristik
orang yang mempunyai motivasi berprestasi tinggi adalah sebagai berikut :
1. Melakukan sesuatu dengan sebaik-baiknya,
2. Melakukan sesuatu dengan mencapai kesuksesan,
3. Menyelesaikan tugas-tugas yang memerlukan
usaha dan keterampilan,
4. Berkeinginan menjadi orang terkenal dan
menguasai bidang tertentu,
5. Melakukan hal yang sukar dengan hasil yang
memuaskan,
6. Mengerjakan sesuatu yang sangat berarti,
7. Melakukan sesuatu yang lebih baik dari orang
lain.
Sebuah tindakan dapat dikatakan sebagai
memiliki motivasi tinggi, jika perilaku itu menunjukkan ciri-ciri sebagai
berikut:
1. Individu menunjukkan tanggapan yang menggejolak dengan
bentuk-bentuk tanggapan-tanggapan yang bervariasi.
2. Kekuatan dan efisiensi perilaku mempunyai hubungan
yang bervariasi dengan kekuatan determinan.
3. Motivasi mengarah perilaku pada tujuan tertentu.
4. pengaruh positif menyebabkan suatu perilaku
tertentu cenderung untuk diulang-ulang.
5. Kekuatan perilaku akan melemah, bila akibat dari
perbuatan itu bersifat tidak mengenakkan.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Makalah yang
telah disusun dengan sebaik mungkin ini diharapkan dapat membantu para pembaca
khususnya mahasiswa dalam pembahasan tentang teori dan konsep motivasi dalam
hal ini motivasi berprestasi, selain itu makalah ini diharapkan dapat
memberikan perbandingan pendangan dengan apa yang telah diperoleh dilingkungan
pendidikan.
Pengumpulan
data dengan teliti dan valid adalah pedoman yang dipegang dalam pembuatan
makalah ini, dengan demikian pekerjaan dapat diselesaikan dengan baik akan
mendapat hasil yang sempurna. Saya mengharapkan semua data dan
pengetahuan yang didapat dari sumber-sumber yang sah dimana saya mancari
data dapat bermanfaat dimasa yang akan datang.
Daftar
Pustaka
Jaali, Haji. (2008). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
Riduwan.(2008). Belajar Mudah Penelitian. Bandung: ALFABETA
Suparno, A. Suhaenah. (2000). Membangun Kompetensi Belajar. Jakarta: Dikti Depdiknas
izin copas ya..maksih..kamu baik
BalasHapus